Cuma mau share buat yang belum tau ..
Lama gak ngurusi blog soalnya..
mumpung ada waktu ..
sempet_sempetin nulis ini ..
Serangan
hacker memang tak bisa diduga-duga datangnya dan serangannya pun
bermacam-macam. Mereka selalu mencari setiap celah yang ada dalam
sistem. Berikut ini adalah macam-macam jenis serangan hacker yang perlu
diwaspadai :
1. IP Spoofing
IP Spoofing
juga dikenal sebagai Source Address Spoofing, yaitu pemalsuan alamat IP
attacker sehingga sasaran menganggap alamat IP attacker adalah alamat
IP dari host di dalam network bukan dari luar network. Misalkan attacker
mempunyai IP address type A 66.25.xx.xx ketika attacker melakukan
serangan
jenis ini maka Network yang diserang akan menganggap IP
attacker adalah bagian dari Networknya misal 192.xx.xx.xx yaitu IP type
C. IP Spoofing terjadi ketika seorang attacker mengakali packet routing
untuk mengubah arah dari data atau transmisi ke tujuan yang berbeda.
Packet untuk routing biasanya di transmisikan secara transparan dan
jelas sehingga membuat attacker dengan mudah untuk memodifikasi asal
data ataupun tujuan dari data. Teknik ini bukan hanya dipakai oleh
attacker tetapi juga dipakai oleh para security profesional untuk men
tracing identitas dari para attacker.
Solusi untuk mencegah IP spoofing adalah dengan cara mengamankan
packet-packet yang ditransmisikan dan memasang screening policies.
Enkripsi Point-to-point juga dapat mencegah user yang tidak mempunyai
hak untuk membaca data/packet. Autentikasi dapat juga digunakan untuk
menyaring source yang legal dan bukan source yang sudah di spoof oleh
attacker. Dalam pencegahan yang lain, Admininistrator dapat menggunakan
signature untuk paket-paket yang berkomunikasi dalam networknya sehingga
meyakinkan bahwa paket tersebut tidak diubah dalam perjalanan. Anti
Spoofing rules(peraturan anti spoof) yang pada dasarnya memberitahukan
server untuk menolak packet yang datangnya dari luar yang terlihat
datangnya dari dalam, umumnya hal ini akan mematahkan setiap serangan
spoofing.
2. FTP Attack
Salah satu
serangan yang dilakukan terhadap File Transfer Protocol adalah serangan
buffer overflow yang diakibatkan oleh malformed command. tujuan
menyerang FTP server ini rata-rata adalah untuk mendapatkan command
shell ataupun untuk melakukan Denial Of Service. Serangan Denial Of
Service akhirnya dapat menyebabkan seorang user atau attacker untuk
mengambil resource didalam network tanpa adanya autorisasi, sedangkan
command shell dapat membuat seorang attacker mendapatkan akses ke sistem
server dan file-file data yang akhirnya seorang attacker bisa membuat
anonymous root-acces yang mempunyai hak penuh terhadap system bahkan
network yang diserang. Tidak pernah atau jarang mengupdate versi server
dan mempatchnya adalah kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang
admin dan inilah yang membuat server FTP menjadi rawan untuk dimasuki.
Sebagai contoh adalah FTP server yang populer di keluarga UNIX yaitu
WU-FTPD yang selalu di upgrade dua kali dalam sehari untuk memperbaiki
kondisi yang mengizinkan terjadinya bufferoverflow Mengexploitasi FTP
juga berguna untuk mengetahui password yang terdapat dalam sistem, FTP
Bounce attack(menggunakan server ftp orang lain untuk melakukan
serangan), dan mengetahui atau mensniff informasi yang berada dalam
system.
3. Unix Finger Exploits
Pada masa
awal internet, Unix OS finger utility digunakan secara efficient untuk
men sharing informasi diantara pengguna. Karena permintaan informasi
terhadap informasi finger ini tidak menyalahkan peraturan, kebanyakan
system Administrator meninggalkan utility ini (finger) dengan keamanan
yang sangat minim, bahkan tanpa kemanan sama sekali. Bagi seorang
attacker utility ini sangat berharga untuk melakukan informasi tentang
footprinting, termasuk nama login dan informasi contact. Utility ini
juga menyediakan keterangan yang sangat baik tentang aktivitas user
didalam sistem, berapa lama user berada dalam sistem dan seberapa jauh
user merawat sistem.
4. Flooding & Broadcasting
Seorang
attacker bisa menguarangi kecepatan network dan host-host yang berada di
dalamnya secara significant dengan cara terus melakukan
request/permintaan terhadap suatu informasi dari sever yang bisa
menangani serangan classic Denial Of Service(Dos), mengirim request ke
satu port secara berlebihan dinamakan flooding, kadang hal ini juga
disebut spraying. Ketika permintaan flood ini dikirim ke semua station
yang berada dalam network serangan ini dinamakn broadcasting. Tujuan
dari kedua serangan ini adalah sama yaitu membuat network resource yang
menyediakan informasi menjadi lemah dan akhirnya menyerah. Serangan
dengan cara Flooding bergantung kepada dua faktor yaitu: ukuran dan/atau
volume (size and/or volume). Seorang attacker dapat menyebabkan Denial
Of Service dengan cara melempar file berkapasitas besar atau volume yang
besar dari paket yang kecil kepada sebuah system. Dalam keadaan seperti
itu network server akan menghadapi kemacetan: terlalu banyak informasi
yang diminta dan tidak cukup power untuk mendorong data agar berjalan.
Pada dasarnya paket yang besar membutuhkan kapasitas proses yang besar
pula, tetapi secara tidak normal paket yang kecil dan sama dalam volume
yang besar akan menghabiskan resource secara percuma, dan mengakibatkan
kemacetan.
5. E-mail Exploits
Peng-exploitasian
e-mail terjadi dalam lima bentuk yaitu: mail floods, manipulasi
perintah (command manipulation), serangan tingkat transportasi(transport
level attack), memasukkan berbagai macam kode (malicious code
inserting) dan social engineering(memanfaatkan sosialisasi secara
fisik). Penyerangan e- mail bisa membuat system menjadi crash, membuka
dan menulis ulang bahkan mengeksekusi file-file aplikasi atau juga
membuat akses ke fungsi fungsi perintah (command function). Serangan
mail flood (flood =air bah) terjadi ketika banyak sekali e-mail yang
dikirimkan oleh attacker kepada sasaran yang mengakibatkan transfer
agent kewalahan menanganinya, mengakibatkan komunikasi antar program
lain menjadi tidak stabil dan dapat membuat system menjadi crash.
Melakukan flooding merupakan cara yang sangat kasar namun efektif,
maksudnya untuk membuat suatu mail server menjadi down. Salah satu jalan
yang menarik dalam melakukan serangan mail-flooding adalah dengan meng
exploitasi fungsi auto-responder (auto-responder function) yang terdapat
dalam kebanyakan aplikasi email, ketika seorang attacker menemukan
auto-responder yang sedang aktif dalam dua system yang berbeda, sang
attacker bisa saja mengarahkan yang satu ke yang lainnya, karena
kedua-duanya di set untuk merespond secara sacara otomatis untuk setiap
pesan, maka kedua-duanya akan terus mengenarate lebih banyak e-mail
secara loop(bolak-balik) dan akhirnya kedua-duanya akan kelelahan dan
down.
6. DNS and BIND Vulnerabilities
Berita
baru-baru ini tentang kerawanan (vulnerabilities) tentang aplikasi
Barkeley Internet Name Domain (BIND) dalam berbagai versi
mengilustrasikan kerapuhan dari Domain Name System (DNS), yaitu krisis
yang diarahkan pada operasi dasar dari Internet (basic internet
operation). Kesalahan pada BIND sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru.
Semenjak permulaanya, standar BIND merupakan target yang paling favorite
untuk diserang oleh komunitas cracker karena beberapa kerawanannya.
Empat kerawanan terhadap buffer overflow yang terjadi pada bulan Januari
lalu hanya beberapa bagian dari kerawanan untuk diexploitasi oleh para
cracker agar mendapat akses terhadap system dan melakukan perintah
dengan hak penuh (command execution priviledge). Kerawanan pada BIND
merupakan masalah yang sangat serius karena lebih dari 80 persen DNS
yang berada di Jagat Internet dibangun menggunakan BIND. Tanpa adanya
DNS dalam lingkungan Internet Modern, mungkin transmisi e-mail akan
sulit, navigasi ke situs-situs web terasa rumit dan mungkin tidak ada
hal mudah lainnya yang menyangkut internet. Kerawanan BIND bukan hanya
terletak pada DNS. System penerjemah alamat (number-address translator)
merupakan subject dari kebanyakan exploit, termasuk untuk melakukan
penyerangan di tingkat informasi, penyerangan Denial Of Service,
pengambil alihan kekuasaan dengan hijacking.
7. Password Attacks
Password
merupakan sesuatu yang umum jika kita bicara tentang kemanan. Kadang
seorang user tidak perduli dengan nomor pin yang mereka miliki, seperti
bertransaksi online di warnet, bahkan bertransaksi online dirumah pun
sangat berbahaya jika tidak dilengkapi dengan software security seperti
SSL dan PGP. Password adalah salah satu prosedur kemanan yang sangat
sulit untuk diserang, seorang attacker mungkin saja mempunyai banyak
tools (secara teknik maupun dalam kehidupan sosial) hanya untuk membuka
sesuatu yang dilindungi oleh password. Ketika seorang attacker berhasil
mendapatkan password yang dimiliki oleh seorang user, maka ia akan
mempunyai kekuasaan yang sama dengan user tersebut. Melatih
karyawan/user agar tetap waspada dalam menjaga passwordnya dari social
engineering setidaknya dapat meminimalisir risiko, selain berjaga-jaga
dari praktek social enginering organisasi pun harus mewaspadai hal ini
dengan cara teknikal. Kebnayakan seranagn yang dilakukan terhadap
password adalah menebak (guessing), brute force, cracking dan sniffing.
8.Proxy Server Attacks
Salah satu
fungsi Proxy server adalah untuk mempercepat waktu response dengan cara
menyatukan proses dari beberapa host dalam suatu trusted network. Dalam
kebanyakan kasus, tiap host mempunyai kekuasan untuk membaca dan menulis
(read/write) yang berarti apa yang bisa saya lakukan dalam sistem saya
akan bisa juga saya lakukan dalam system anda dan sebaliknya. Jika
firewal yang berada dalam trusted network tidak dikonfigurasikan secara
optimal, khususnya untuk memblok akses dari luar, apalagi jika
autentikasi dan enkripsi tidak digunakan, seorang attacker bisa
menyerang proxy server dan mendapatkan akses yang sama dengan anggota
trusted network lainnya. Jika attaker sudah masuk ke sistem ia tentunya
bisa melakukan apa saja dan ia bisa melakukan DDOS(distributed denial of
service) secara anoymous untuk menyerang network lain.
9. Remote Command Processing Attacks
Trusted
Relationship antara dua atau lebih host menyediakan fasilitas pertukaran
informasi dan resource sharing. Sama halnya dengan proxy server,
trusted relationship memberikan kepada semua anggota network kekuasaan
akses yang sama di satu dan lain system (dalam network). Attacker akan
menyerang server yang merupakan anggota dari trusted system. Sama
seperti kerawanan pada proxy server, ketika akses diterima, seorang
attacker akan mempunyai kemampuan mengeksekusi perintah dan mengkases
data yang tersedia bagi user lainnya.
10. Remote File System Attack
Protocol-protokol
untuk tranportasi data –tulang punggung dari internet— adalah
tingkat TCP (TCP- Level) yang mempunyai kemampuan dengan mekanisme untuk
baca/tulis (read/write) Antara network dan host. Attacker bisa dengan
mudah mendapatkan jejak informasi dari mekanisme ini untuk mendapatkan
akses ke direktori file. Tergantung pada OS (operating system) yang
digunakan, attacker bisa meng extrack informasi tentang network, sharing
privileges, nama dan lokasi dari user dan groups, dan spesifikasi dari
aplikasi atau banner (nama dan versi software). System yang
dikonfigurasi atau diamankan secara minimal akan dengan mudah
membeberkan informasi ini bahkan melalui firewall sekalipun. Pada system
UNIX, informasi ini dibawa oleh NFS (Network File System) di port 2049.
system Windows menyediakan data ini pada SMB (server messaging block)
dan Netbios pada port 135 - 139(NT) dan port 445 pada win2k. Network
administrator bisa meminimalisasi resiko yang akan terjadi dengan
menggunakan Protokol- protokol tersebut dengan memberikan sedikit
peraturan. Network dengan system windows, harusnya memblok akses ke port
139 dan 445 dari luar network, jika dimungkinkan. Dalam system unix
port 2049 seharusnya di blok, sharing file dibatasi dan permintaan file
melalui showmount(perintah dalam unix) seharusnya di catat dalam log.
11. Selective Program Insertions
Selective
Program Insertions adalah serangan yang dilakukan ketika attacker
menaruh program-program penghancur, seperti virus, worm dan trojan
(mungkin istilah ini sudah anda kenal dengan baik pada system sasaran.
Program-program penghancur ini sering juga disebut malware.
Program-program ini mempunyai kemampuan untuk merusak system, pemusnahan
file, pencurian password sampai dengan membuka backdoor. Biasanya
antivirus yang dijual dipasaran akan dapat mendeteksi dan membersihkan
program-program seperti ini, tetapi jika ada virus baru (anggap saja
variant melissa) virus scanner belum tentu dapat menghadapi
script-script baru. Beberapa network administrator melakukan pertahan
terhadap malware dengan teknologi alternatif seperti behaviour blockers,
yang memberhentikan kode-kode yang dicurigai berdasarkan contoh
kelakuan malware, bukan berdasarkan signature. Beberapa aplikasi lainnya
akan mengkarantina virus dan code-code yang dicurigai didalam daerah
yang dilindungi, biasanya disebut sandboxes.
12. Port Scanning
Melalui
port scanning seorang attacker bisa melihat fungsi dan cara bertahan
sebuah system dari berbagai macam port. Seorang atacker bisa mendapatkan
akses kedalam sistem melalui port yang tidak dilindungi. Sebaia contoh,
scaning bisa digunakan untuk menentukan dimana default SNMP string di
buka untuk publik, yang artinya informasi bisa di extract untuk
digunakan dalam remote command attack.
13.TCP/IP Sequence Stealing, Passive Port Listening and Packet Interception
TCP/IP
Sequence Stealing, Passive Port Listening dan Packet Interception
berjalan untuk mengumpulkan informasi yang sensitif untuk mengkases
network. Tidak seperti serangan aktif maupun brute-force, serangan yang
menggunakan metoda ini mempunyai lebih banyak kualitas stealth-like.
TCP/IP Sequence Stealing adalah pemetaan dari urutan nomor-nomor
(angka), yang bisa membuat packet milik attacker terlihat legal. Ketika
suatu system meminta sesi terhadap mesin lain, kedua system tersebut
saling bertukar nomor-nomor sinkronisasi TCP. Jika tidak dilakukan
secara acak, Attacker bisa mengenali algoritma yang digunakan untuk meng
–generate nomor-nomor ini. Urutan nomor yang telah dicuri bisa
digunakan attacker untuk menyamar menjadi salah satu dari system tadi,
dan akhirnya memperbolehkannya untuk melewati firewall. Hal ini
sebenarnya efektif jika digunakan bersama IP Spoofing.
14. HTTPD Attacks
Kerawanan
yang terdapat dalam HTTPD ataupun webserver ada lima macam: buffer
overflows, httpd bypasses, cross scripting, web code vulnerabilities,
dan URL floods. HTTPD Buffer Overflow bisa terjadi karena attacker
menambahkan errors pada port yang digunakan untuk web traffic dengan
cara memasukan banyak carackter dan string untuk menemukan tempat
overflow yang sesuai. Ketika tempat untuk overflow ditemukan, seorang
attacker akan memasukkan string yang akan menjadi perintah yang dapat
dieksekusi. Bufer-overflow dapat memberikan attacker akses ke command
prompt.
Beberapa
feature dari HTTPD bisa digunakan untuk meciptakan HTTPD byapass,
memberi akses ke server menggunakan fungsi logging. Dengan cara ini,
sebuah halaman web bisa diakses dan diganti tanpa dicatat oleh web
server. Cara ini sering digunakan oleh para cracker, hacktivis dan cyber
vandals untuk mendeface website.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar